Telepon di rumah rino tiba – tiba saja
berdering, saat itu ia sudah mulai akan beranjak tidur. Lalu segera di
angkatnya telp itu.
“ rin.....ini aku lyla” jawab lyla dengan suara yang berat.
“ooo
kamu lil.......tumben malam – malam telp? Kamu kenapa lil ada masalah
lagi dengan papa mu ya?” simpati rino mendengar suara yang tidak biasa
nya dari lyla.
“ ga kok rin aku
baik – baik aja, kamu tak usah khawatirkan aku.” jelas lyla, tetapi
dalam hati tetap saja rino perduli dengan kekasihnya itu.
Keduanya sempat terdiam beberapa saat sebelum akhirnya lyla kembali membuka pembicaraan.
“rin....
terima kasih banyak yach karena selama ini, jika aku selalu punya
masalah kamu pasti selalu suport aku. Aku nggak tau lagi harus ngomong
apa lagi ke kamu selain kata – kata ini” jawab lyla yang sedari tadi
airmata nya telah membasahi kedua mata indah nya.
“kamu bicara apa sich lil? Aku jujur nggak mengerti maksud kamu?” rino tampak bertanya – tanya dalam hati.
“ nggak kok rin....aku cuma pengen ngomong aja ke kamu” sambil menahan tangis dan kesedihan yg di alami saat ini.
Suara lyla tampak terbata – bata
mengucapkan kata – kata yang membuat rino menjadi heran ada apa
gerangan dengan sang kekasih hati nya itu. Suasana kembali hening saat
keduanya hanya terdiam tanpa sepatah kata pun.
“
rin....aku....aku...sayang kamu...” tiba – tiba telepon langsung
terputus begitu rino mendengar kata – kata sayang yang terucap dari
mulut lyla.
Di cobanya kembali
untuk menelpon balik tetapi tidak ada jawaban, tampaknya telp lyla telah
non aktif. Rino jadi berfikir – pikir sendiri tentang lyla. Rasa
khawatir dan cemas seakan menghantui perasaannya.
“ rin... maafkan aku yach” ucap lyla dalam hati saat menutup telp itu.
*******
Udara dingin mulai menyelimuti
pagi ini. Dari kejauhan tampak sesosok tubuh yang berjalan gontai menuju
rumah lyla. Ya dia adalah papa nya lyla yang sedari malam tidak pulang,
tampak berjalan dalam keadaan mabuk berat. Dia berjalan memasuki rumah
itu tanpa berkata apapun. Matanya sayu berusaha menuju pintu kamar lyla.
“ duk...duk..duk..lil buka pintu nya!!!” seperti biasa kata-kata kasar sesekali keluar dari mulutnya.
Tetapi tidak ada jawaban dari dalam.
“lil!!! bukaaa!!!” suaranya mulai meninggi.
Emosinya
seketika timbul, di buka nya pintu itu dengan sangat keras hingga
menimbulkan suara “brakkk” akhirnya pintu terbuka. Suasana kamar gelap
sekali.
“Lil dimana kamu !!jangan
sembunyi jawabbb !” teriak papa saat memasuki kamar lyla. Dan
tiba-tiba......raut wajah nya berubah seketika, sorot mata nya tertuju
pada sudut ruangan. Disitu terlihat sesosok tubuh yang tergeletak lemas
hampir tak bernyawa. Ia mendekati nya dengan perlahan di pandanginya
sesosok tubuh itu yang ternyata adalah lyla putri satu-satu nya itu.
Seketika emosi yang tadi nya memuncak berubah, badannya kelihatan
kegetaran dan tak bisa bergerak sedikit pun.
“ li....lil....lyla” jawabnya dengan suara terbata-bata. Terduduk lah ia sambil memegang tangan dan wajah putrinya itu.
Sambil meneteskan airmata “ Lil ! Lil ! Bangun Lil.... Ini papa !!” di gerak – gerakkannya tubuh lyla tapi tidak ada jawaban.
Sekujur tubuh lyla bersimbah dengan darah yang keluar dari lengan tangan kirinya. Darah segar mengalir membasahi lantai kamar.
“li...lil.....bangun lil... Jangan pergi...” pinta papa dengan suara bergetar.
“ akhhhhhhhhhh...” di pukulnya lantai kamar beberapa kali sebagai tanda sebuah penyesalan yang amat sangat.
“
papa yang salah lil !! papa yang salah
!!....seharusnya....seharusnya....” sesal nya tanpa bisa menjelaskan
lebih panjang. Di benamkan wajahnya ke tubuh lyla, terdengar suarta
tangis tiada henti di ucapkannya.
“ lil !! bangun lil !! jangan Tinggalkan Papa mu ini sendirian !!” tak habis – habisnya ia berkata tak karuan.
Tiba – tiba sesosok bayangan
bergerak memegang nya. Papa lyla tampak kaget begitu tahu bahwa ternyata
tangan lyla membelai rambutnya. Di lihatnya wajah lyla yang tengah
sekarat itu terlihat tersenyum kepadanya. Antara senang dan sedih yang
bercampur menjadi satu di dibelai nya wajah lyla.
“pa......pa........papah.....ga.....salah...kok”
terucap kata – kata surau dari mulut lyla. Matanya hanya bisa
memandangi wajah papa nya dengan tersenyum.
“ li.....li....lyla......kangen......sama.....mama”li....lyla.....ingin.....ketemu......sa...sama.....mama....pah”
jawab lyla dengan suara terbata – bata.
“ iya lil....papa yang salah...semua karena salah papa....”
“Ngg.....nggak.....pa....pa....papa....nggak.....salah kok”
“papa.....adalah....orang....yang....penuh
tanggung jawab.....pada mama....dan juga....lyla”.
Lyla......mau.....papa......seperti...du...dulu....lagi”.
Dengan
mata yang berbinar-binar sambil memegang erat tangan lyla “ lil !! papa
janji....mulai hari ini papa akan berubah !!! ya berubah demi kamu
putri kecil ku !!”
“ I....iya.....lyla....percaya
kok” jawab lyla yang terlihat pucat. “ iya papa janji !!! papa janji !!
kita mulai lagi kehidupan ini dari awal yach”. Mulai besok ! Papa akan
cari kerja, buat menghidupi kebutuhan sehari-hari kita lil !!”.
Lyla hanya tersenyum mendengar
perkataan dari sang papa. Sesekali airmatanya mengalir membasahi
pipinya. Lyla terlihat sangat bahagia melihat perubahan drastis dari
papa nya itu. Ia sekan melihat sesosok pria yang ia kenal dulu sebelum
mama nya meninggal.
“
pah...ja..jaga......diri....papa....baik-baik....yach..” seketika suara
lyla terhenti, kesadarannya tiba – tiba hilang, tangan yang sedari tadi
memegang pun lemas seketika.
“ Tidakkkkkkkkkkkkkkkk......lylaaaaaaaa !!!!!”
*******
“rin....rin...ini aku maya !!!!” jawab maya dengan tergesa -gesa.
“ada apa may ?? kok keliatan nya penting banget sampai pagi-pagi telp aku” jawab rino dengan terheran – heran.
“lil.....lyla rin !! lyla rin !!” hanya itu kata-kata yang terucap dari maya.
“ lyla kenapa may ?? jawab yang jelas dunk” jawab rino menjadi penasaran apa yang terjadi.
“lyla......lyla meninggal rin !! lyla meninggal !! jelas maya pada rino
Bagai petir menyambar tubuh nya
di pagi hari. Rino tak kuasa menahan gejolak dalam diri nya. Tubuhnya
langsung lemas mendengar perkataan dari maya. Telp yang di pegangnya
sedari tadi terlepas menghempas lantai. Kekhawatiran yang menjadi
kenyataan, ia pun langsung terduduk di lantai di ikuti tangis dan sebuah
penyesalan yang amat dalam mendengar berita kematian lyla.
“Rin ! Rin ! Kamu tidak apa – apa kan ? “ tanya maya berulang – ulang kali di balik telp.
Segera di ambilnya telp itu “
aku nggak apa – apa kok may...” kali ini suara rino terdengar surau
tanda ia sangat terpukul sekali dengan apa yang menimpa diri nya.
Dengan bergegas segera ia menuju rumah lyla di temani oleh maya yang juga menjadi teman baik nya dan lyla.
******
Suasana pemakaman sedikit demi
sedikit mulai di tinggal kan oleh para pelayat yang sedari tadi ikut
menemani. Cuaca terlihat mendung tanda bahwa sebentar lagi akan datang
hujan.
“ rin..... aku tunggu di
mobil ya !! kamu yang tabah..... mungkin tuhan punya jalan sendiri buat
lyla. Semoga ia tenang di alam sana” jelas maya memberi semangat pada
rino.
“ iya may.... makasih ya” jawab rino.
Setelah itu maya meninggalkan
rino seorang diri. Didekati nya gundukan tanah yang masih merah dan di
taburi bunga itu. Terlihat papa lyla duduk dengan tangan memegang erat
batu nisan yang tertulis nama lyla.
Rino mendekatinya dan duduk
berada di samping pria separuh baya itu. “ oom....rino turut berduka
cita atas meninngalnya lyla”. Lyla orang yang tegar dalam menghadapi
masalah dan rino sangat sayang sekali sama lyla”. Rino ikut sedih atas
kematian lyla” jelas rino dengan suara lirih.
Papa nya lyla pun menoleh dengan di ikuti senyuman ke arah rino. Di tepuk nya pundak rino dengan tangannya.
“ sama – sama nak rin.....lyla
pasti juga sangat sayang sama kamu “. seharusnya oom yang berada di
dalam kuburan ini bukan lyla....hiks...hiksss...” sesal nya sambil
memegang erat batu nisan itu.
Lalu
ia mengeluarkan sesuatu dari saku kemeja hitam nya itu. “ ini kata
-kata terakhir yang sepertinya di tulis oleh lyla sebelum meninggal,
mungkin ini di tujukan buat kamu rin.....terimalah”.
Di serahkannya sepucuk kertas
putih itu kepada rino. Sesaat kemudian ia berdiri dan melangkahkan diri
meninggalkan rino, tampak dari kejauhan suara isak tangis nya terdengar
tiada henti.
******
Titik – titik air sedikit demi
sedikit jatuh ke atas bumi. Nampak nya hujan akan segera turun. Rino
masih saja terpaku dengan kenyataan ini, di pandangi nya batu nisan itu
oleh rino, di peganginya erat - erat. Terkadang ia pun mencium nya
sesekali. “ seandai nya malam itu aku ada di sana.....aku.....aku pasti
tidak akan biarkan hal ini terjadi lil !!” sebuah ungkapan dalam hati
yang terucap dari mulut rino.
Lalu di bukanya sepucuk kertas yang di berikan oleh papa lyla kepadanya itu dan ia pun membacanya.
“dear rino....maafkan aku yach
kalau aku tidak bisa menjadi yang terbaik buat kamu. Kamu pasti marah
atas tindakan yang aku lakukan ini. Tapi !! tapi !! aku nggak punya
pilihan lain rin. Aku sudah bosan dengan kehidupan ku ini. Aku ingin
sekali bisa bebas!! lepas layaknya merpati putih di angkasa. Aku ingin
menjadi seperti malaikat yang tak pernah mempunyai beban sama sekali.
Meskipun aku tahu bahwa tindakan yang aku lakukan ini mungkin salah
menurut mu.
Rin....selama ini kamu telah
banyak membantu aku, di saat aku sedih dan di saat aku senang kamu
selalu berada di sisiku. Aku senang sekali rin, kamu sudah memberikan
warna dalam dunia ku.....mudah – mudahan kamu mau memaafkan aku. Jujur
dalam hati ku, aku sayang sekali sama kamu. Kamu jaga diri baik – baik
yach. Mungkin suatu saat nanti kita akan di pertemukan kembali.
Yaaaa....suatu saat nanti, dan aku pasti akan menunggu hari itu tiba
!!”. luv lyla.
Bergetar hati rino membaca surat
itu. Airmata nya menetes membasahi kertas itu. Dengan sekejap di
peluknya gundukan tanah tempat bersemayamnya lyla. Di genggamnya erat –
erat, seakan – akan lyla lah yang ia dekap.
“
lil.....bodoh kamu....hiks...hiks....kenapa kamu lakukan hal bodoh ini
!!”. kamu pasti sadar bahwa perbuatan mu ini tidak akan menyelesaikan
permasalahan yang kamu hadapi.... benar kan lil !!” sesal rino dengan
tangan memukul – mukulkan ke tanah.
“ percuma aku menangis.... percuma aku menyesali ini semua....semua ini tidak akan mengembalikan kamu lagi”
“lil aku janji !! aku juga akan menunggu hari itu..... dan sampai kapan pun cinta ku ini tak akan pernah pudar”
“ yaaa....semoga kamu tenang di
alam sana” rino mengakhiri pembicaraannya dan berdiri perlahan
meninggalkan lyla seorang diri di lubang yang gelap itu. Dan akhirna
hujan pun turun mengiringi kepergian rino.
No comments:
Post a Comment